Terlalu egois buat gue kalau tetap
mempertahankan sesuatu yang gue tahu itu bukan hak gue. Terlalu memadatkan
kehendak yang tidak dikehendaki. Pada kenyataannya, di dunia ini bukan cuma
tentang gue; bukan hanya gue yang punya perasaan.
Lagipula, rasa senang itu ada untuk apa, sih? Gue bukan nyaman sama penderitaan, tetapi gue tahu
kalau penderitaan yang nggak diinginkan orang kebanyakan itu, nggak punya
kecenderungan berkonotasi negatif. Justru karena kepedihan tersebut, gue jadi
'terbangun’.
Oh iya, pedih itu wajar, kok. Luka yang lagi disembuhin pasti ada
efek kayak gitu. So, gue bukan lagi di tahap untuk mencoba menikmati,
tetapi kenikmatan itu secara instan ada karena itu alamiahnya segala hal.
Namun, sering kita menyangkal karena selalu terstagnan sama perspektif
'kewajaran’. Sesungguhnya, tidak wajar itu adalah sesuatu yang wajar (?)
Ok, back to the topic.. Betul kalau ada yang bilang, laki-laki
itu punya porsi untuk memilih, dan perempuan punya porsi untuk menentukan. Dan
sekarang, saatnya gue menentukan arah hidup gue. :)
Comments
Post a Comment