Sepertinya benar dugaanku, aku dilahirkan sebagai perempuan yang penuh dengan rasa takut. Maka dengan pasti, komitmen dan konsistensi adalah hal yang juga dilingkupi oleh rasa takutku.
Mungkin, rasa takutku terkesan menyebalkan, tetapi juga tanpa kamu sadari, aku ada bersama dirimu saat ini karena ketakutanku.
Lalu, apakah dengan bersama kamu artinya aku sudah berani? Tentu saja, tidak. Justru, aku menganggap tingkat takutku bertumbuh.
Aku sering berkata dalam hati, kamu mungkin tidak bisa melenyapkan rasa takut itu, tetapi setidaknya kamu bisa menjadi teman yang ramah bagi rasa takutku, atau sekurang-kurangnya, kamu tidak menciptakan ketakutan baru untukku.
Aku sering berkata dalam hati, kamu mungkin tidak bisa melenyapkan rasa takut itu, tetapi setidaknya kamu bisa menjadi teman yang ramah bagi rasa takutku, atau sekurang-kurangnya, kamu tidak menciptakan ketakutan baru untukku.
Mungkin, rasa takutku terkesan menyebalkan, tetapi juga tanpa kamu sadari, aku ada bersama dirimu saat ini karena ketakutanku.
Pertanyaan-pertanyaan kecil semacam, "Bisakah aku membuatmu terus bertahan denganku?", "Bisakah nanti duniaku dan duniamu bisa terjalin dengan baik?" adalah dua tanda tanya sederhana yang dilatari oleh ketakutan dan terus mengantarku bersamamu hingga kini, dan harapku selalu sampai nanti yang tak dibatasi.
Bersamaku adalah lelah--terkhusus dan dengan sangat terpaksa, aku harus mengajakmu bermain dengan ketakutanku.
Jika memang aku adalah hal sederhana yang terlalu rumit, pecahkan saja diriku sedari dini. Jika aku terlalu rumit untuk disederhanakan, bantu aku untuk tidak menjauhi diriku sendiri.
Sebab, saat dirimu absen menemani, tak ada lagi yang bisa membuatku merasa pulang selain diri sendiri.
Comments
Post a Comment