Skip to main content

Dihabisi Nyali

Kita selalu pergi, tapi tidak pernah pulang. Jarak kita tidak pernah lebih, juga tidak pernah kurang.


Pikiranmu, pikiranku, jika sama sempitnya, maka sama luasnya.


Saling singgah sebentar, melebur apa yang dipendam. Dalam terik tanda tanya itu, kukira kau yang menaungi jawabnya. Bukan. Dan mungkin tidak akan.


Sama seperti yang silih-berganti, kau hanyalah transportasi untuk melatihku pergi. 


Sementara jika kita masih di sini dan masih selalu pergi, semua akan sama seperti pertama kali: rasaku dibiarkan hidup, pun padam sendiri. 


Selamat datang untuk nyala tanpa nyali yang dibuat mati berkali-kali,


- S

    Comments

    Popular posts from this blog

    Anotha Kilometers

    Your arms feels so bold Allied with the cold You never asked the permission Yet I never asked the questions Thriving in a bliss Not worry if something will be missed Even though it turns out just a fiction I cherish it as the fact, but with a blind vision - S

    Em/r(osi)

    Aku adalah segala emosi yang tak bertuan Sekian cara ku coba tuk meredam, apalah daya, sanggupku hanya memendam Tanda tanya di kepala ini terus membungkam, menelusup jiwa yang kian geram Asaku seperti mati dibakar diriku sendiri Aku bagai ditunggu pintu-pintu pilu yang terbuka oleh amarah yang menderu Sungguh, inginku hanya reda Aku lelah hal ini terus singgah Lantas, sanggupkah engkau meniup api yang tak bercahaya ini? Dari tengah malam ini, S.

    Ada

    Waktu merentang, detik demi detik nyala bintang menuntunku pulang—bermula di riuh percakapan dan terbenam di kesunyian, di antara mimpi dan nyata yang tak kenali batasnya. Meletakkan gelisah di palung terdalam, membiarkan ragu luruh menyeberangi sepasang sudut mata. Sebab takdir bukan sepenuhnya milik kita dan melawannya adalah hal sia-sia. Kini, langit bukan lagi abu-abu, selayaknya sepi yang tak lagi jadi tempat berteduh segala sesuatu. Dalam sukacita dan lintasan yang masih jadi rahasia: sentuh tanda tanya, koma, hingga titik sama-sama, - S